Donald Trump, Presiden
Amerika Serikat yang ke-45 atau yang paling anyar, mendapat tentangan di
mana-mana. Tak hanya Meksiko yang geram dengan ulah Presiden yang punya
potongan rambut unik itu tapi juga orang-orang Inggris.
Senin malam lalu, mereka
berkumpul di pusat kota London untuk meminta pada pemimpin negeri itu untuk
membatalkan kunjungan Trump. Berbagai poster pun dibawa oleh para pengunjuk
rasa. Salah satunya bertuliskan dengan huruf besar-besar dengan kalimat Stop
Trump.
Namun di antara ribuan orang
turun yang ke jalan tak semuanya membenci Trump. Di antara sekian banyak poster
berisi tuntutan penolakan Trump ternyata terselip tuntutan pada manajer
Arsenal, Arsene Wenger. Dalam foto yang diunggah oleh @Martin_Abrams
di akun Twitter-nya, terlihat spanduk yang bertuliskan: Wenger Out!
Jelas si pembawa spanduk itu
adalah penyusup. Atau biasa di negeri ini disebut sebagai penunggang gelap yang
mengail keuntungan dari demo besar itu. Apalagi, di saat yang bersamaan,
Arsenal tengah bertanding melawan Sutton United.
Wenger memang tengah
digoyang tuntutan mundur dari para pendukungnya. Maklumlah, sudah 20 tahun dia
menukangi Arsenal tapi klub berjuluk The Gunners ini masih kesulitan menjadi
juara Liga Primer. Terakhir mereka memenangni pada 2004.
Selepas itu, mereka sepi
gelar. Tapi posisi Wenger tetap kukuh. Maklumlah, Wenger merupakan pengumpul
uang yang hebat. Dia selalu berhasil mengantar klubnya masuk ke empat besar
yang artinya bisa manggung di Liga Champions. Tahu sendiri, main di sana, berarti
duit berdatangan.
Atas desakan mundur itu, Wenger
yang belum meneken perpanjangan kontrak barunya, menyatakan masih akan
menangani klub yang bermarkas di London itu. “Bisa jadi, di musim depan saya masih
tetap akan di sini,” katanya beberapa waktu.
Si pendemo tentu kecewa.
Poster yang dibawanya malam itu tak membawa dampak seperti yang diinginkannya.
Dalam pertandingan melawan Sutton di ajang Piala FA itu, Arsenal menang 2-0.
Artinya? Wenger masih akan dipercaya oleh para petinggi klub.