Strategi Bermata Dua Mancini



Vincent Kompany sudah menjadi pahlawan yang paling hebat bagi penggemar Manchester City. Sebiji gol yang kemudian membuat klub ini menang atas United, sudah membuat seluruh kota berpesta. Gelar yang ditunggu-tunggu sejak 1968, tinggal selangkah lagi. Meski memiliki poin yang sama, bagaimana pun mereka unggul dalam selisih gol.



Tapi ternyata kemenangan atas Manchester United, Senin malam ternyata belum berbuah apa-apa bagi Mancini. Bagi dia, perjalanan Manchester City – walau tinggal dua game lagi,  masih jauh. “Kalau kami berpikir, sekarang sudah juara kami melakukan kesalahan besar,” katanya. Mancini dengan tegas mengatakan Manchester United tetap menjadi favorit juara.

Ini bukan pertama kali Mancini melontarkan komentar pesimistisnya. Saat tertinggal 8 poin, terang-terangan dia berkata race is over. Perebutan gelar juara sudah usai, kata dia. Saat mendekat, dan Manchester United kembali tersandung ketika bermain seri 4-4,  melawan Everton, Mancini masih saja sama. Gelar juara bukan milik mereka.

Boleh jadi ini adalah taktik bermata dua: ke luar – pasti untuk pesaingnya Manchester United –seolah dengan pasrah itu pihak lawan menjadi lengah. Terbukti, klub tetangga terjungkal di antaranya kalah dari Wigan lalu bermain seri dengan Everton.

Sebaliknya, ke dalam – pernyataannya ini adalah upaya untuk menggenjot semangat pemainnya untuk mengejar ketertinggalan. Ini juga berhasil, mereka membantai Norwich dan mengalahkan United.

Trik serupa kini dia jalani.  Berkali-kali dia menyebut Manchester United sebagai calon juara, pertimbangannya dua lawan yang dihadapinya relative lebih mudah yakni Swansea dan Sunderland.

“Sedangkan kami mempunyai lawan yang berat: Newcastle dan QPR, yang satu punya keinginan untuk tampil di Liga Champions satunya lagi berjuang agar keluar dari zona degradasi.” Apa pun bisa terjadi.

Bagi Mancini, baik New Castle dan QPR adalah tim yang kuat. “Yang terpenting bukan karena kami berada di puncak saat ini tapi yang penting adalah setelah tanggal 13 Mei,” katanya.

Cerdik.