Lazio Jadi Korban Peluit “Hantu”



Benar-benar apes. Hanya kata itu yang paling pantas untuk menggambarkan nasib yang menimpa Lazio. Dalam pertandingan tandangnya ke Udinese, Senin lalu, 30 April, mereka terpaksa menelan kekalahan pahit akibat peluit “hantu”.


Kejadiannya begini. Menjelang pertandingan usai, mereka yang tertinggal 0-1 dari tuan rumah mendapatkan sepak pojok. Semua pemain pun mendekati gawang Udinese. Tak terkecuali kipper Federico Marcehtti. Hal lumrah tentunya. Kiper Manchester United, Peter Schmeichel pernah membuat gol dari sepak pojok itu. Lazio hanya meninggalkan defender di tengah lapangan.

Bola pun disepak. Terjadi pergumulan di depan gawang hingga akhirnya bola terpental ke tengah lapang. Defender Lazio yang tengah sendirian, tiba-tiba berhenti tak mengejar bola. Masalahnya, suara peluit terdengar jelas.

Namun ternyata, wasit menyatakan play on alias tak ada pelanggaran atau off side. Nah, bahaya, bola pun dibawa Robert Pereyra. Melihat gawang yang melompong ditinggal kiper dia pun asyik menceploskan bola. Hasilnya, gol. Niat hati menyamakan kedudukan, Lazio malah ketambahan gol menjadi 0-2.

Kontan saja seluruh pemain memprotes keputusan itu. Karena emosi pemain Lazio termasuk kiper mendorong wasit. Andre Diaz kena sent off, Lionel Scaloni kena kartu kuning. Sedangkan kiper Federico Marcehtti terancam kena sanksi karena dia mendorong wasit.

Nah, siapa sebenarnya dari manakah peluit itu berbunyi? Tak ada yang tahu pasti. Namun, para pemain Lazio mendengar bunyi peluit. Tapi ya itu, wasit merasa tidak pernah membunyikan peluitnya. Peluit “hantu” ini sepertinya datang dari penonton yang pasti posisinya tak jauh dari lapangan.

Menurut data yang diperoleh Ngiknguks, “peluit hantu” seperti ini pernah terjadi di Senayan. Pada akhir 1980-an, saat tim PSSI masih diperkuat Iswadi Idris (almarhum) melawan klub dari Jepang, Mitsubishi dalam sebuah pertandingan persahabatan.

Saat itu tim PSSI menang 1-0, namun dibalas menjadi 1-1 oleh tim tamu. Keadaannya nyaris serupa, para pemain PSSI terdiam karena mendengar bunyi peluit – yang ternyata datang dari penonton. Sial, keputusan wasit tidak bisa direvisi. Skor pun tak berubah.

Belajar dari pengalaman ini, perlukah ada aturan larangan untuk siapa pun kecuali wasit untuk membawa peluit ke lapangan.