Kalau sudah kalah,
pikiran memang sering jadi buntu. Emosi pun gampang terbang. Erik Lamela adalah
contohnya. Saat timnya, AS Roma ketinggalan 0-4 dari Juventus tiba-tiba saja
dia jadi ringan lidah. Bawel? Bukan, lidahnya jadi pelontar ludah yang dahsyat.
Dari jarak lebih satu meter, ludahnya berhasil mendarat di tubuh Stephan Lichtsteiner,
pemain Juventus.
Alkisah, tuan rumah
yang bermain hanya dengan 10 orang tak bisa lagi menandingi permainan tim tamu.
Saat beradu mulut, Lichtsteiner berusaha untuk membuat Erik Lamela diam. Namun,
karena gondok, sambil berlari dia mendekati Lichsteiner, dan cuih dia membalas dengan melontar ludah
itu.
Sepertinya Lamela
aman-aman saja. Hingga pertandingan berakhir dia sama sekali tidak mendapatkan kartu.
Namun, kamera menjadi mata yang menolong Lichsteiner. Dari rekaman gambar
itulah, Lamela dikenakan sanksi larangan bertanding sebanyak 3 kali.
Pihak klub pun dalam
pernyataannya di websitenya menyatakan tidak akan menggugat hukuman itu. Malah mereka
menyatakan Lamela telah menyesal dengan tindakan itu dan meminta maaf pada
Lichsteiner dan juga pendukung klub itu.
Aksi ludah di lapangan
bukan pertama kali terjadi. Dalam Piala Dunia 1990, Frank Rijkaard dan Rudy
Voeller terlibat adu ludah. Ceritanya saat itu, Rijkaard terlibat cekcok mulut
dengan Voeller. Tanpa dinyana, karena kesal dia meludahi Voeller yang tubuhnya
lebih pendek. Beda dengan Lichsteiner,
dia malah membalas kelakuan Rijkaard. Cuih.
Karena keduanya berlaku tidak sportif,
mereka pun diusir dari pertandingan.
Dalam sebuah wawancara
Rijkaard mengaku malu dengan kelakuannya tersebut. Semua itu terjadi karena dia
mengaku tak bisa mengontrol emosinya.