16.5.12

Timnya Juara, Manager Ini Malah Marah-Marah




Seperti di film India saja, Roberto Mancini berlari-lari menghindari kejaran Edin Dezko yang hendak menyemprotkan sampanye ke kepalanya. Mancini dengan syalnya yang melambai-lambai, memang girang sekali. Dua musim memegang City dia menjadi juara. Namanya juga gembira, dia rela ketika akhirnya rambutnya dibasahi Sampanye. Dia tertawa riang.


Tapi marilah kita pergi ke Ukraina. Tersebutlah Shakhtar Donetsk berhasil menjadi juara liga di negara bekas bagian Uni Soviet itu. Di pertandingan akhir, klub ini berhasil memukul Oleksandria, tiga gol tanpa balas.

Begitu wasit meniup peluit tanda pertandingan selesai, seorang pemain cadangan langsung mendekati dan byuuuurrrr air menyembur dari botol air kemasan. Bukan kurang ajar tentu saja. Maksudnya si pemain berkulit hitam itu adalah sebagai wujud kegembiraan.

Namun ternyata, tanggapan Mircea Lucescu sangat berbeda. Dia marah besar. Mukanya ditekuk dan berwarna merah menahan marah. Rupanya, dia tidak suka dengan kelakuan pemainnya itu. Mau marah tapi pemain itu seketika cabut menjauhinya.

Akibatnya, Lucescu pun kuyup di pinggir lapangan. Pemain lainnya yang ingin mencoba berbagi kebahagiaan kemudian mengurungkan niatnya karena wajah sang manager sebegitu jelek dan masih menyimpan kemarahan. Alasan si manager itu tidak ingin terlihat konyol dengan baju basah. Mungkin saja ini baju paling mahal, yang dia punya, yang memang dipersiapkan untuk menerima piala. Mungkin begitu.