Hiroki dan Mio, saat menikah |
Bukan ke Maladewa atau ke Bali yang jadi pilihan pasangan suami-istri yang baru saja menikah ini. Dari Tokyo, Jepang, pasangan Hiroki Yasumoto, 34 tahun, dan istrinya, Mio – 31 tahun, malah terbang ke Inggris untuk menonton pertandingan sepak bola antara Coventry City melawan Southampton.
Ide itu sendiri datang dari Hiroki. Bujukannya maut, seperti yang disampaikan pada istrinya: pokoknya menonton sepak bola juga merupakan hal yang romantis. “Dia sangat kaget dengan ide saya ini,” katanya sambil tertawa.
Hiroki, yang bekerja sebagai penerjemah film, kadung kesengsem dengan klub ini. Masalahnya, selama setahun Hiroki yang belajar di kota itu pada tahun 2000. Hampir tiap kali Coventry bermain, selalu pula dia hadir di stadion untuk menyaksikan pertandingan. Tanpa pernah absen.
Malang tak dapat diraih. Saat dipelototin selama setahun, prestasi Coventry malah kacrut. Klub ini lebih banyak kalah hingga akhirnya terdegradasi ke divisi dua Liga Inggris. Namun, Hiroki malah jatuh hati pada klub ini. Sumpahnya: dia akan mendukung klub itu, kapan pun dan di mana pun, termasuk di Jepang sendiri. “Mungkin ini yang disebut kesedihan yang berbuah cinta.”
Hingga akhirnya, dia pun mengajukan ide itu. Mio yang awalnya kaget setengah mati, (masak sih bulan madu nonton bola apa enaknya?) akhirnya menurut. “Buat saya sih asalkan enggak kehujanan di stadion, enggak masalah,” kata Mio.
Akhirnya dari Tokyo mereka berangkat. Setelah menempuh perjalanan 9.600 kilometer, melintasi laut dan daratan, pada 28 April lalu, mereka tiba di Southampton. Setelah itu, mereka pun langsung menuju stadion Saint Marry, kandang Southampton. Hanya perlu satu jam perjalanan dari airport.
Hari itu adalah yang paling istimewa buat Hiroko. Hari yang indah, bulan madu bersama istri, menonton klub kesayangan. Tapi apa yang terjadi, entah ada hubungannya dengan Hiroki atau tidak, Coventry yang musim ini terdegradasi kembali ke Divisi dua. Di pertandingan itu, mereka dibantai tuan rumah 0-4.
Sedih? Sudah pasti. “Kekalahan ini seperti pembantaian buatku,” katanya. Sepertinya betul juga janji yang diumbar pada Mio sebelum berangkat: pertandingan bola akan menjadi hal yang romantis. Mio – sang istri, jatuh bangun untuk menghibur kesedihan suaminya. Mungkin itu yang dimaksud Hiroki dengan kata romantis yang dijanjikannya.
Sumber tulisan dan image: coventrytelegraph.net