Selama bertahun-tahun Cesc Fabregas adalah seorang anak hilang. Saat remaja, tiba-tiba meninggalkan
Finding Cesc menjadi judul yang paling pas untuk bukunya kali ini. Cesc
mengibaratkan dirinya sebagai Nemo, ikan badut yang hilang, yang kemudian
dicari bapaknya hingga ke ujung dunia. Siapakah si bapak yang tak kenal
menyerah itu? Siapa lagi kalau bukan klub yang kini dibelanya, Barcelona .
Buku ini merupakan otobiografi, artinya Cesc sendiri yang menjadi tokoh
pencerita, yang mengisahkan perjalanan karir Fabregas, hingga saat ini. Mulai
dari akademi di Barca, menyeberang ke Inggris, lalu masuk tim nasional Spanyol,
dan kembali ke pangkuan klub awal.
Namun, tentu saja perjalanan itu tidak berlangsung dengan mulus.
Fabregas dalam buku ini mengisahkan betapa emosinya bercampur aduk dalam
beberapa penggal kehidupannya. Pertama, di usia muda, batinnya berperang untuk
tetap tinggal di Barca atau memulai sebuah karir yang tidak pernah dia tahu
akan seperti apa di Arsenal. Berat betul pertentangan batinnya digambarkan
dalam buku ini.
Sebaliknya. Cesc yang sudah menjadi “pemain” di Arsenal juga mengalami
hal yang kurang lebih sama saat dia harus berpisah dengan klub yang membesarkan
namanya. Kepergiannya membuat Arsene Wenger, yang membujuknya pergi dari Barcelona , berada dalam
keadaan yang sulit. Karena dia adalah kapten sekaligus, pada saat yang sama,
beberapa pemain Arsenal pun pergi.
Campur aduknya perasaan ini, Ces menggambarkannya sebagai sedang berada
dalam roller coaster yang mengaduk-aduk suasana batinnya.
Buku yang sudah beredar di Spanyol, dijual dengan harga 7 euro, ini
layak untuk segera diterjemahkan di Indonesia , persis seperti Young Gun karya Tom Oldfield, buku
sebelumnya.