Slaughter langsung tumbang. Para pemain
yang baru berlarian selamat 30 menit sontak kaget. Tanpa beradu, wasit terkulai
lemas dan wah gawat dia pingsan tak sadarkan diri. Para medis pun berhamburan
ke lapangan. Tandu sudah jelas ikut masuk. Namun semua itu tidak berguna.
Sebabnya, Ashley mengalami gangguan yang gawat. Nafasnya masih terdengar tapi
kesadarannya lenyap.
Untunglah ada Gemma, ahli medis dari klub Whyteleafe,
yang jadi tuan rumah. Si nona ini melihat kondisi Slaughter berada dalam
kondisi yang memerlukan perawatan yang serius. Alhasil lebih dari setengah jam
pertandingan terhenti.
Bukan apa-apa, karena wasit nahas itu tidak
bisa dipindahkan dari tengah lapangan. Seperti cedera tulang, pemindahan korban
sengatan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Para ahli medis terus berusaha
untuk mempertahankan detak jantung dan nafasnya selain membangkitkan
kesadarannya.
Sebentar, jenis lebah apakah yang sebegitu
ganasnya, sehingga Ashley Slaughter bisa kehilangan kesadarannya. Bukan sang
lebah yang berbahaya ternyata Ashley memiliki alergi terhadap sengatan binatang
penghasil madu ini. Tubuhnya bereaksi negatif terhadap sengatan itu.
Lebih dari setengah jam mengalami perawatan,
Ashley akhirnya dibawa ke rumah sakit dengan ambulans yang masuk ke lapangan. Pertandingan dengan skor sementara dimenangkan
tim tamu 1-0, dihentikan dan dijadwal dalam sebuah pertandingan ulang.
Bagaimana dengan keadaan Ashley? Syukurlah,
setelah mendapatkan perawatan, keadaannya berangsur membaik. Namun, dia masih
tetap berada di rumah sakit untuk pemulihan.
No comments:
Post a Comment