MASIH ingat kaos oblong yang diperlihatkan Robin van Persie saat
menjebol gawang Manchester United di Emirates Ahad lalu? Gol di menit ke 70 itu
yang menyamakan skor menjadi 1-1 itu dirayakan van Persie dengan menunjukkan
kaos bertuliskan “Happy 91 st Opa Wim”
Tulisan itu kemudian menjadi bahan perbincangan di sana . Siapa sebenarnya Opa Wim itu. Namun,
Opa ini menerbitkan ide untuk mencetaknya di atas kaos dan dijual secara
online. Harganya lumayan, hampir 17 dolar Amerika atau hampir Rp 150 ribu.
Si penjualnya memberi woro-woro alias pengumuman. Disebutkan, meski tak
seterkenal dan sefenomenal kaos Mario Balotelli dengan tulisannya "Why AlwaysMe?" yang juga ditunjukkan saat bermain melawan Manchester United, namun katanya
kaos ini bisa untuk menunjukkan rasa hormat dan sayang kepada kakek atau
sesepuh si pemakai kaos itu.
Si penjual kaos itu tentu tak sekadar ngecap. Namun dia mengutip
perasaan dari van Persie terhadap sang kakek. Si cucu tengah memperlihatkan
rasa sayangnya pada si opa. Sebaliknya, sang kakek juga tak surut rasa
bangganya dengan si cucu yang telah menjelma menjadi bagian legenda hidup
Arsenal.
Opa Wim yang punya nama lengkap Wim Ras adalah kakek dari pihak ibu
Robin, Jose Ras. Perempuan yang menikah dengan Bob van Persie adalah seorang pelukis
yang juga bekerja sebagai guru untuk anak-anak autis.
Sedangkan sang ayah Meneer Bob
bekerja sebagai seniman pembuat patung. Pernikahan itu kandas setelah mereka
memiliki tiga anak, dua lainnya adalah perempuan adik Robin. Bersama Bob,
kemudian Robin tinggal.
Sebenarnya kedua orang tuanya menginginkan Robin mengikuti jejak mereka.
Namun, rupanya Robin memiliki talenta yang berbeda dari mereka. Keputusan Robin
sempat tak mendapat restu. Namun ternyata pilihan itu tidak keliru. Di Akademi
Sepak Bola Feyenoord, karir sepak bola Robin mengkilap.
Kepada sang kakek, robin memang patut bersyukur. Ternyata dari Wim-lah
bakat itu mengalir. “Opa pernah menjadi pemain sepak bola. Puncak karirnya
adalah menjadi penjaga gawang di NEC, " kata Robin dalam sebuah wawancara
dengan koran di Belanda, Natal
silam. NEC atau Nijmegen Eendracht Combinatie, pada 2008 klub ini sempat tampil
di UEFA Cup yang kini bernama Liga Eropa.
Hubungan keduanya memang erat. Saat kecil, ketika berkunjung ke
Prinsenbeek, tempat Wim tinggal, Robin kerap diajak pergi ke lapangan. Di sana , Wim mengajak
cucunya bermain salju. ‘Keren deh pokoknya. Opa menjadi sumber inspirasi dalam
hidupku,” katanya.
Puncaknya terjadi dalam pertandingan 22 Januari silam. Saat Robin
mencetak gol untuk Arsenal. Sebaris tulisan itu adalah jawabannya. Meski
akhirnya kalah 1-2, lewat gol Danny Wellbeck, toh Robin telah menghadiahkan
sesuatu yang istimewa untuk sang kakek.
Hari itu ternyata Wim berada di skybox, itu tuh ruang kaca di bagian
stadion. Robin mengundangnya secara khusus ke Emirates untuk menyaksikannya
bermain. Sorry Robin, apakah si Opa bisa melihat aksi selebrasinya itu?
“Kondisi Opa masih fit. Penglihatannya pun masih clear kok,” katanya.
Reaksi Opa sendiri? Media Belanda, menyebutkan tentu dari keterangan
orang yang ada di skybox saat itu, katanya Opa Wim sempat terkejut dengan aksi
cucunya itu. Menurut bekas menantunya,
Bob yang tak lain adalah ayah Robin, mengaku senang dengan penghormatan yang
dilakukan Robin pada Wim. "Perayaan gol yang istimewa,” kata Bob, yang
mengaku menonton aksi anaknya di televisi di Rotterdam , tempat Robin tumbuh.
Masih menurut Bob, perayaan itu memang sengaja dipersembahkan Robin
untuk kakeknya untuk datang ke London .
“Kalau tak salah, ini yang pertama kalinya dia mengundang Wim datang ke sana .” Selebrasi sang
cucu tentu saja menerbitkan kebangaan baginya. Robin yang dulu sering diajak
bermain salju kini menjadi pemain besar, menjadi kapten, dan andalan klub besar
seperti Arsenal.
Baca artikel lainnya:
No comments:
Post a Comment