Ancaman
itu keras sekali. Jose Mourinho berjanji akan mencari orang lain untuk
menggantikan Jorge Mendes sebagai perwakilan bisnisnya. “Bilang sama Andre,
tidak akan pernah ada itu,” kira-kira begitu ucapan Mou pada Mendes. Kalau
tidak bisa, Mendes akan dipecat.
Mourinho
memang sedang kesal luar biasa. Sebabnya adalah sang juniornya, Andre
Villas-Boas, yang ingin meminang Gonzalo Higuain untuk dimasukkan ke dalam
skuadnya di Chelsea. Meski ditawar dengan harga selangit, hampir 30 juta
poundsterling, tapi kata Mou, pemain asal Pelmerias itu akan tetap bermain di
Madrid.
AndreVillas-Boas melirik Hugain karena pemain Argentina itu lebih banyak mondok di
bangku cadangan. Sering kali dalam banyak pertandingan, dia hanya bisa menanti
Karim Benzema ditarik keluar. Namun, bisa saja, dia terus-terusan berjaket
saja.
Chelsea
sendiri kekurangan striker. Anelka sudah sayonara untuk bermain di China.
Didier Drogba, memang belum pergi, namun Januari ini dia dipastikan akan
memperkuat negerinya Pantai Gading di ajang Piala Afrika.
FernandoTorres? Sepertinya dia masih dibekap sindroma rambut Samson, masih juga mandul.
Pilihan yang paling mungkin: Gonzalo Higuain. Kontan rencana itu menyulut emosi
Mou.
Lebih
dari sekadar marah, rupanya. Keputusan AVB ingin menggaet Higuain itu, membuat
Mou tidak lagi menaruh hormat pada bekas asistennya di Stamford Bridge, saat
menangani klub Chelsea.
Saat itu,
AVB salah satu tangan kanan Mou yang menyuplai berbagai informasi tentang
kekuatan lawannya. Salah satu bentuk laporannya yang terkenal adalah rekaman
video pertandingan musuh yang dikemas dalam cakram DVD. Itu sebabnya, AVB dikenal juga dengan
panggilan DVD Boy.
Setelah
dipecat dari Chelsea, Mou dan AVB pun berpisah. Dalam perjalanan itu keduanya
beroleh sukses. Mou berhasil membawa Inter Milan menjadi juara Liga Champions
sedangkan setahun berikutnya, AVB yang menangani Porto berhasil memenangi Liga
Eropa. Buah sukses itulah yang membuat keduanya kini harus berselisih. AVB
berusaha menggaet salah satu anak buah Mou.
Namun
ternyata, kebencian Mou pada AVB bukan
sekali ini saja. Sebelumnya, saat menangani Porto yang dilanjutkan dengan
sukses mendarat di Stamford Bridge, AVB dianggap telah meniru gaya pelatihan
Mourinho.
Dan, yang
membuatnya lebih berang lagi, AVB sama sekali tidak pernah menyebut dia sebagai
salah satu orang yang mempengaruhinya. Bahkan dalam buku biografinya:
Villas-Boas: Special Too, Andre malah mengaku sebagai titisan Sir Bobby Robson,
sebagai gurunya. Dia juga menyatakan dirinya sebagai The Ugly One. Seolah
tengah meledek Mou yang terkenal dengan kata-kata, “I’m The Special One.”
Menurut
penulis buku biografinya, ucapan AVB itu merupakan salah satu cara AVB untuk
memulai menjaga jarak dengan bekas mentornya. “Hubungan mereka sudah tidak
harmonis lagi saat Andre tiba di Porto,” kata Luis Miguel Pereira dan Jaime
Pinto.
Lebih
jauh Periera mengatakan sesungguhnya sudah tidak ada hubungan lagi di antara
mereka. “Saya kira, Jose tidak menyukai bila Andre berkiprah di lapang
pekerjaan yang sama. Namun Andre adalah orang yang ambisius. Itu problemnya.”
Kalau
sudah begini, ancaman Mou agaknya tidak berarti lagi buat AVB. Bila Higuain
dianggap tepat, apa pun akan dilakukannya, termasuk bersaing dengan PSG yang
juga menginginkannya juga melanjutkan perseteruannya dengan Mou, bekas
seniornya.
No comments:
Post a Comment