PEMAIN belakang Utrecht itu menyapu bola dari kotak penalti. Sejauh mungkin. Namun tanpa disadari, seorang pemain Herenveen datang menyerobot. Bola pun memantul laju ke gawang. Kiper, sebenarnya, berhasil menepis bola itu, namun sayang lajunya teramat cepat dan terciptalah gol.
Sven Kums, pemain tengah Herenveen yang mencetak gol itu pun bersorak gembira. Dia berlari ke sudut lapangan. Seperti biasa pemainnya pun mengerubunginya untuk merayakan gol tersebut. Kums yang senang tiada tara ikut bersorak, namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Dia memegangi penisnya sambil meringis. Wow, ada apa gerangan?
Ternyata ini adalah gol paling menyakitkan yang pernah dia buat. Gol ke jala Utrecht itu dia ciptakan dengan penisnya. Bola yang dibuang pemain belakang memantul ke bagian organ intim itunya. Adakah yang cedera? Untunglah, keadaan penis pria asal Belgia ini aman sejahtera. Usai pertandingan, dia hanya tertawa-tawa saat diwawancarai reporter televisi.
Membuat gol dengan penis tentu sah-sah saja. Menyundul, mendorong bola dengan dada, atau perut sekali pun tidak dilarang. Yang tidak boleh dilakukan di permainan ini adalah dengan menggunakan tangan. Kalau tidak ketahuan seperti yang dilakukan Maradona, juga tidak apa-apa.
Gol unik ini kontan mengundang perhatian publik sepak bola di Belanda. Mereka asyik membicarakan hingga akhirnya muncul istilah baru, snikkelgoal. Istilah ini keluar dari mulut Foppe de Haan, bekas pelatih Herenveen dan tim nasional Belanda usia 21. Artinya? ya, kurang lebih gol penis. Istilah ini pun menjadi trending topic lokal di Belanda.
Kums, bukan lah satu-satunya pencetak snikkelgoal. Pada penyisihan Piala Eropa, saat Republik Irlandia melawan Armenia. Richard Dunne pun membuat gol dengan penisnya. Namun tidak seekstrem yang dilakukan Kums. Dunne yang malang melintang di Liga Inggris, di antaranya di Blackburn Rovers, mendorong bola muntah dengan bagian bawah perutnya. Tepatnya, ya di daerah yang dekat dengan penis.
Stasiun televisi di Belanda pun mengaduk-aduk kembali arsip pertandingan sepak bola yang mereka punya. Wah, rupanya banyak juga snikkegoal yang sempat terekam kamera.
Lihat video ini:
***
NAH, ini cerita lain tentang penis. Kalau yang ini terjadi di Australia. Alkisah di sebuah pertandingan sepak bola amatir di sana, Juni lalu, wasit memberikan kartu merah pada pemainnya dengan alasan pemain itu tidak mau melepas anting di penisnya. Aneh, bagaimana si wasit ini bisa tahu kalau pemain ini mempunyai anting di organ intimnya.
Beginilah kisah. Pemain itu bernama Aaron Eccleston yang bermain untuk klub Old Hill Wanderers. Klub ini bermain di Liga Hari Minggu di sana. Nah, apesnya, saat bertanding melawan tim cadangan Swinburne University, bola liar mengenai daerah intim. Sepertinya bola itu mengenai telak pada anting di daerah rahasianya.
Wasit melihat keanehan itu. Tidak mungkin bila tidak ada logam di sana, Eccleston sampai menahan sakit yang amat sangat. Sebab biasanya, pemain yang terkena bola di daerah intimnya serta merta dia bisa pulih dengan segera.
Wasit pun menginterogasi Eccleston, termasuk menanyakan soal anting di penisnya. Tentu saja, Eccleston ogah memberi jawaban. Apalagi di daerah rahasianya seperti itu. Sang wasit pun tidak mau melanjutkan pertandingan sebelum masalah ini usai. Hasilnya? Dia memerintahkan agar Eccleston memperlihatkan anting itu dan melepaskannya.
Lucunya, Eccleston pun menurut. Tanpa didampingi saksi, entah itu asisten wasit, mereka berdua masuk ke dalam ruang ganti. Tak lama kemudian keduanya keluar dari ruangan itu. Lalu, tanpa banyak dialog, dia pun menghukum Eccleston dengan dua kartu kuning.
Eccleston dianggap melakukan dua kesalahan sekaligus. Pertama, masuk kembali kembali ke lapangan tanpa izin wasit. Kedua, dia tidak mau melepaskan anting di penisnya. Menurut aturan sepak bola di sana, dan juga internasional, pemain tidak diperkenankan masuk lapangan dengan mengenakan anting. Itu sebabnya, berlian yang menggayut di telinga Cristiano Ronaldo tidak pernah kelihatan di lapangan.
Alhasil, kartu merah pun diberikan padanya. Eccleston pun tidak bisa berbuat banyak kecuali menurut perintah itu. Manajer tim pun hanya bersungut-sungut. Membanting botol minuman pun tak mengubah keadaan. Selanjutnya, Old Hill Wanderers pun hanya bermain dengan sepuluh orang saja.
Lihat videonya:
***
Di Belanda, penis bisa membuat gol. Di Australia, penis yang ditindik bikin masalah. Di Cina lain lagi. Chinasmack.com, November tahun lalu, melaporkan tentang upaya perekrutan pemain sepak bola yang dilakukan klub Tianjing Locomotif. Klub ini unik sekali. Mereka menjaring para anak-anak yang akan dijadikan pemain bola berdasarkan bentuk penisnya.
Mereka percaya bentuk alat kelamin anak itu untuk menentukan apakah pemain ini memiliki potensi untuk menjadi bintang seperti Messi, Ronaldo, atau Hao dan bintang lainnya, seseorang harus melihat penis. Dari sini, menurut mereka, terlihat bagaimana hormon testoteron anak itu kelak. Hingga pada akhirnya, didapatkan kesimpulan, anak laki-laki yang alat kelaminnya yang pendek tapi gemuk, dan memiliki scrotum yang kencang merupakan bibit yang baik untuk dijadikan pemain sepak bola. Mereka juga dianggap memiliki kemampuan terhindar dari cedera.
Tentu saja cara ini dianggap tidak lazim dan mengundang kontroversi. Toh begitu, cara ini mendapatkan dukungan. Salah satunya adalah Profesor Sun Zixue, dari Rumah Sakit Reproduksi Provinsi Henan. Menurut dia, anak lelaki dengan kriteria di atas memungkinkan laki-laki untuk memiliki tulang yang lebih tebal, otot-otot, membantu tubuh menghilangkan kelebihan lemak, bahkan cepat pulih secara fisik.
Kondisi tubuh seperti ini, menurut dia akan mencapai keberhasilan dalam olahraga yang keras seperti sepak bola. “Penelitian modern telah menunjukkan bahwa atlet dengan tingkat testosteron tinggi memiliki kemampuan atletik yang relatif lebih kuat,” kata Profesor Sun Zixue.
Kalau penelitian itu benar, berarti ketahuan sekarang bagaimana bentuk penis dan scrotum para pemain sepak bola dunia, seperti Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, juga Lionel Messi.
Ah, ada-ada saja.
Sumber tulisan: Joe.ie, bestweekever.tv. chinasmack.com
No comments:
Post a Comment