12.1.12

Maaf, Pertandingan ini Hanya untuk Anak-Anak

Kalaulah ada pembatasan usia tentu ini bukan untuk menonton film di bioskop. Lagi pula, kalau di ruang gelap itu, pembatasan itu berlaku bagi sebaliknya. Untuk film remaja, hanya penonton berusia 13 tahun ke atas yang boleh menonton film itu.  


Nah, ini adalah aturan KNVB khusus untuk pertandingan Ajax versus Alkmaar. Pertandingan ini terhenti sejak pertandingan baru berlangsung 38 menit. Pihak KNVB memutuskan sisa pertandingan ini dilakukan 19 Januari kelak.



Musababnya, tentu kita masih ingat. Dalam pertandingan itu, tiba-tiba saja penonton mendapatkan suguhan pertandingan lain yakni aksi Esteban Alvarado menendang pendukung Ajax yang masuk ke lapangan. Anehnya, kiper yang benar-benar membela diri malah diberi kartu merah oleh wasit.
Bagaimana pun, yang salah adalah penonton yang baru berusia 19 tahun itu, yang dalam keadaan mabuk berat tiba-tiba nyelonong masuk dan menyerang kiper. Para steward di sana adalah pihak yang paling patut disalahkan. Mereka bisa kecolongan. 


Belakangan si pemabuk itu dibanned untuk menonton pertandingan sepak bola di stadion mana pun selama 30 tahun. Setelah mendapat kartu merah, manajer Alkmaar pun ogah melanjutkan pertandingan. Akhirnya, KNVB memutuskan pertandingan dalam kompetisi Piala KNVB ini dilanjutkan, dengan satu syarat: hanya penonton di bawah usia 13 tahun yang boleh menonton pertandingan ini. 


Sebelumnya, pihak Ajax meminta pertandingan ini dilakukan di stadion kosong.  Karena ditolak, mereka kemudian meminta agar pertandingan itu terbuka bagi wanita dan anak-anak. Eh, masih ditolak juga. 


Alasannya, mereka bisa kena pasal diskriminasi. Bagaimana di mata hukum, laki-laki dan perempuan dewasa memiliki hak dan derajat yang sama. Hingga akhirnya keputusan: hanya anak-anak yang boleh menonton pertandingan itu. 


Keputusan serupa juga pernah diambil Federasi Sepak Bola Turki. Ketika itu, penonton membuat kerusuhan di Fenerbache. Berbeda dengan Belanda, pengurus sepak bola di sana hanya membolehkan penonton wanita yang boleh masuk ke stadion. Jadinya, unik juga, stadion dipenuhi wanita-wanita berkerudung.


Lalu bagaimana dengan pertandingan Ajax dan Alkmaar? Stadion akan penuh. Karena, mereka yang akan menonton pertandingan itu diberikan tiket secara gratis. Tiket bisa disebar di sekolah-sekolah di sana.


Jelas memalukan bagi pengurus klub besar asal Belanda. Bagaimana pun hukuman ini mencoreng wajah mereka. Tidak hanya itu, mereka pun harus menyediakan akomodasi berlebih.  Di luar stadion, dipastikan harus disediakan tenda-tenda bagi orang tua anak-anak yang menonton pertandingan itu. 


Belum lagi, petugas di dalam stadion harus ekstra bekerja. Anak-anak yang menangis karena ingin ketemu orang tuanya atau mereka harus selalu bermuka manis untuk sekadar mengantar anak yang kebelet pipis.


Bagi pemain? Takkan ada nyanyian penyemangat. Mereka pun tidak bisa lagi main keras, apalagi sampai berkelahi. Bisa-bisa mereka kena pasal memberikan pelajaran buruk bagi penonton. Repot memang.

No comments:

Post a Comment