Dia bisa saja disebut pemain kontroversial paling hot. Tapi ternyata tak seburuk yang dikira.
Ini kisahnya:
Suatu hari, seperti yang ditulis tabloid The Sun, Mario Balotelli baru saja selesai berlatih dengan klubnya, Manchester City. Seorang anak laki-laki, yang rupanya penggemar Balotelli meminta tanda tangannya. Balo, bukannya mengambil spidol dari tangan si bocah, malah mengajak ngobrol. Ada yang aneh rupanya, di saat anak yang lain belajar, lha kok bocah ini malah ada di tempat latihan.
Balo bertanya, “Kamu kok bermain di saat jam pelajaran sekolah?”
Si anak dengan santai menjawab, bolos karena malas berada di sekolah. Dia dijahati teman-temannya. Bahasa kerennya dibullying. Sontak, Balo pun kaget. Dia kemudian mengambil mobil dan mengantar anak itu ke sekolah.
Di sekolah, bersama ibu si anak dan juga anak itu, dia menghadap kepala sekolah dan anak-anak yang kerap menjahati atau melakukan bullying pada anak itu.
Ternyata, pengalaman serupa kerap dialami Mario di saat kecil. Apalagi dia terlahir dengan warna kulit yang berbeda. Jadi, maklumlah dia begitu antusias untuk menyelesaikan masalah si bocah yang meminta tanda tangannya. “Mario sangat tidak suka dengan bullying. Sudah seharusnya, anak-anak tetap nyaman berada di sekolah.” out on school."
DI LAIN waktu, setelah pulang dari rumah judi di memberikan uang pada gembel yang ditemuinya tak jauh dari rumah casino. Peruntungan Balo yang malam itu pergi bermain judi dengan Chris Samba, pemain belakang Blackburn Rovers, memang sedang bagus.
Tak disangka, dia beroleh uang sebanyak 25 ribu poundsterling. Melihat gembel itu, hatinya terenyuh. Dari saku bajunya dia mengambil uang 1000 poundsterling yang kemudian diberikan pada gembel itu.
Gembel yang berpenampilan rambut gimbal dan jenggot yang menjuntai ternyata sudah lama dia incar. Setiap kali bermain casino, Mario melihatnya. Kesempatan pun datang. Kebetulan rezekinya sedang bagus, berpindahlah uang sebanyak itu ke tangan gembel itu. Tenty rezeki nomplok dan sulit dipercaya.
Jumlah itu tentu masih kecil dibandingkan dengan uang mingguan yang diperolehnya dari City yang mencapai 100 ribu poundsterling.
Ternyata soal sedekah pada orang yang kurang beruntung bukan sekali itu saja. Sudah jadi kebiasaannya, di kantong celananya Mario menyiapkan uang kertas sebanyak 20 poundsterling. Uang itu yang biasanya dia berikan pada kaum tuna wisma yang ditemuinya di sekitar Manchester.
DI LAPANGAN, Mario Balotelli punya kisah lain. Warna kulitnya kerap jadi masalah. Padahal dia tidak pernah minta dilahirkan sebagai orang berketurunan Afrika lho. Nah bukan sekali dua kali dia bermain sepak bola, perlakuan rasis harus dia terima. Di Italia, kenyang dia. Makanya, dia memilih terbang ke Manchester City.
Berada di tim nasional, perlakuan itu tidak saja dia terima dari suporter lawan tapi juga negerinya sendiri. Bahkan seperti yang dilaporkan AP, saat bermain membela Azzuri melawan Austria di Klagenfurt, sebuah spanduk dibentangkan. Isinya bikin sakit hati: "No to a multi-ethnic national team".
Balotelli, yang murni berdarah Ghana, menyatakan kekecewaannya. “Saya tidak bisa bicara apa-apa lagi. Satu hal yang pasti, untuk melawan rasisme tidak bisa dilakukan sendirian. Semua orang harus melawannya.” Itu sebabnya, di mana pun berada setiap kali ada kesempatan, dia akan berbicara lantang menentang rasisme.
Bagai siang dan malam, barangkali inilah fakta tentang Mario "Bad Boy" Balotelli
No comments:
Post a Comment