Bukan wanita, tahta, dan harta yang menaklukkan pemain sepak bola, melainkan pizza. Makanan yang sebenarnya bisa mereka beli berkarung-karung hanya dengan sepertiga gaji mingguan mereka.
Buktinya tak usah jauh-jauh, silakan buka berbagai situs sepak bola pasti akan ada cerita tentang Nicklas Bendtner, bintang Arsenal yang kini ditugaskan bermain di Sunderland.
Alkisah bintang muda nan temperamental ini kelaparan yang amat sangat kelaparan. Sayangnya dia tidak membawa uang receh. Oh, iya untung dia membawa kartu kredit.
Namun ternyata setelah digesek, terjadilah bencana. “Sori bro, kartu ente ditolak nih,” kira-kira begitu omongan penjual pizza di Kopenhagen itu.
Kontan saja, emosinya melengking. Dia meminta pada penjual pizza itu untuk merelakan selayang saja buatnya. Enak saja, tak ada yang gratis di dunia ini. Kencing di terminal saja bayar.
Menurut koran Ekstrabladet, yang terbit di kota itu, Bendtner makin menjadi-jadi. Lalu dia membuka identitas dirinya, “Elo gak tahu gue? Gue bisa beli seluruh pizza di toko ini,” ujarnya dengan suara yang tinggi.
Gaya itu keruan saja membuat penjual pizza makin muak. Bendtner berlagak seperti dia yang punya toko pizza itu. Orang-orang yang sedang menyantap pizza itu langsung mendelik pada si rambut pirang itu. Mereka pun geleng kepala melihat aksinya itu.
Untungnya ada dua gadis di sana. Entah karena kasihan atau takut terjadi sesuatu, akhirnya mereka mau membayari pizza yang diinginkannya itu.
Kejadian ini makin melengkapi kisah sejenis. September lalu, David de Gea yang bikin ulah. Kiper kinyis-kinyis dari Spanyol ini ketahuan menggarong dua buah donat di sebuah super market. Gayanya lebih buruk dari neneknya Iwan Fals dalam lagu “Nenekku Okem” .
Si nenek itu masih mending, bayar satu untuk tiga buah kaset yang disimpan di balik jaketnya. Nah, si de Gea, ngembat dua donat lalu pura-pura lupa. Dia melengos saja menuju pintu keluar tanpa menghampiri kasir.
Sebenarnya apa yang mendorong mereka nekat melakukan hal itu? Tidak ada yang tahu jawabnya. Lagi pula, bintang muda ini juga ogah membuka mulut untuk menjelaskan alasannya.
No comments:
Post a Comment