13.10.11

Beginilah Ritual Pepe Reina Sebelum Bertanding

SEBENARNYA bahan bakar mobilnya masih cukup penuh. Namun, hari itu Pepe Reina mengemudikan mobilnya ke pom bensin. Dia mengisi sendiri bensinnya, tapi itu berlangsung 20 detik saja. Dia pun masuk lagi ke dalam mobil dan wusssss… dia tancap gas. Menghilang dalam sekejap. “Mobil saya masih full tank kok,” katanya.



Lalu kenapa dia harus pergi ke pom bensin itu? Ternyata itu hanya sebagian ritual yang kerap dilakukan kiper Liverpool itu saat menjalani setiap pertandingan di Anfield. ”Banyak orang bilang ini gila, tapi nggak apa-apa. Buat saya, it works.”


Gaji gede, hidup enak, dan hidup di dunia modern tak menyebabkan para pemain sepak bola kelas dunia lantas menjadi rasional. Masing-masing orang punya cara sendiri dalam menghadapi pertandingan. Meski terkadang, sulit masuk akal tapi mereka mempercayai betul keampuhannya.


Pengakuan Pepe Reina soal takhayul yang kerap dilakukannya diungkapkan dalam biografinya yang paling baru. Kiper plontos ini blak-blakan tentang kebiasaannya saat akan beraksi di bawah mistar. Selain mengisi bensin mobilnya yang masih full tank, ada banyak cerita lainnya.


Apa itu?


Malam sebelum pertandingan, dia memilih berada di rumah. Ogah pergi ke tempat lain. Nah, saat berada di rumahnya, dia berjalan-jalan sendirian. Rutenya ya begitu-begitu saja. Dia ulang-ulang terus.


Setelah itu, Pepe biasanya menghabiskan makanan yang lumayan berat. Keju yang gurih dan ham yang mengenyangkan. “Ahli kebugaran dan ahli gizi pasti tidak akan menyarankan makanan itu. Ah tenang saja, saya bisa mengatur makan malam saya kok,” katanya. Setelah itu, dia minum segelas anggur. Dia pun tidur seperti bayi. Pulas sekali.


Bangun di pagi hari, mandi dan berpakaian. Enam jam sebelum pertandingan, biasanya dia sudah pergi dengan mobilnya. Tujuan pertamanya, ya ke pom bensin. Mengisi bensin mobilnya yang masih penuh. “Kadang kasirnya suka bingung,” katanya.


Habis ritual aneh, dia meluncur ke Anfield. Dia selalu memarkir kendaraannya di tempat yang sama yakni di nomor 39. Tempat parkir itu selalu dipilihnya karena saat dia memarkir mobilnya di sana, dalam dua pertandingan gawangnya tak pernah kebobolan alias clean sheets. “Sejak itu, saya hanya mau memarkir di sana.”


Makan adalah hal penting buat Pepe. Santapan sebelum pertandingan adalah pasta dan ikan. Setelah semua makanan tandas, dia pun mandi dan merasa bugar untuk bertanding.


Masuk ruang ganti, dia pun tetap mengulangi kegiatan dengan urutan yang sama. Buka jaket, dasi, kemeja, sepatu, celana panjang, yang terakhir kaus kaki . Setelah itu dipijat.


"Aku pergi ke toilet untuk pipis tiga atau empat kali dalam satu jam sebelum kick-off. Saya memang gugup.  Setelah itu, pergi keluar sedikit sebelum sisa pemuda untuk melakukan pemanasan."


Masuk lapangan, Pepe tidak mau sembarangan. Dia harus memastikan dirinyalah orang yang paling akhir masuk lapangan. Nah, saat masuk melintasi garis putih, dia melewatinya dengan kaki kanan sebanyak dua kali “Aneh ya? Tapi saya merasa lebih tenang.”


Saat menuju gawang, Pepe kemudian menyentuhkan kepalan tangannya pada para pemain belakang. “Yang tidak suka hanya Carrager,” katanya.  Saat itu pula dia melambaikan tangan pada pendukungnya.


Sesampai di tempat kerjanya, alias gawang. Tujuan pertama adalah menyentuh tiang gawang.  Ke kiri dan ke kanan lalu dia mengambil posisi di tengah. Selesai?


Belum kemudian dia berjalan dengan enam langkah, menuju kotak penalti. kaki lalu  ke arah titik penalti, maju enam langkah lagi ke tepi kotak 18 meter. Dia kembali ke posisinya dengan cara terbalik.


‘Setelah itu, aku lakukan peregangan, lakukan beberapa lutut tinggi, melompat, berlari ke kanan, melompat, berlari ke kiri.” Dia mengarahkan pandangannya ke arah istrinya selalu duduk, dan melambaikan tangan. “Itu pertanda saya sudah siap menghadapi pertandingan.”